Rabu, 17 Agustus 2011

Premiere

Ig.no.re.me.

I love you. I love you not.

Gimme another line.
Because that one is not mine.
The sun has lost it shines.
Our path no longer intertwined.

*if_you_choose_that_way
Sent from Maroon
Powered by The Nerves

Merokok dan pilihan?

Tetiba teringat waktu jalan-jalan dengan beberapa teman beberapa waktu lalu.

Kami ber-6 pergi ke satu daerah wisata di Bogor yang menawarkan pemandian air panas.
Kolam air panas serupa kolam renang penampungan air panas dari mata air terdekat.

Meskipun saat ini lokasi wisata ini jauh lebih komersil dari pada beberapa tahun terakhir saya mengunjunginya, tetap saja, HTM nya jauh lebih murah ketimbang berwisata di kota.

Yang menarik adalah, beberapa pengunjung yang 'nyemplung' di tengah kolam dengan uap panas mengebul, mereka merokok.

Lucu, karena asap rokok mereka pun membuat kolam terasa lebih 'mengebul'. Dan mengundang komentar beberapa pengunjung lain, termasuk saya.

(Capek ya bok, pake bahasa baku. Huehehehe. Aku akan berusaha melanjutkannya)

Yang terdengar selanjutnya, 'itu mah merokok cuma gegayaan, di air merokok, terus cuma ditaro bibir, isap buang. Yang beneran ngerokok, isap, masukan dada, hembuskan, keluar dr hidung, mulut"

Saya cuma nyengir.

Saya merokok, bukan rutin. Ah, tetap saja deng, saya perokok, karena untuk hitungan rutin tidak jelas, saya punya pola, dalam sebulan atau malah seminggu, ada hari-hari saya menikmati 'ngebul'.

Saya jadi memperhatikan gaya saya merokok.

Apakah cuma gegayaan? Apa saya menikmati?

Sekedar nempel di bibir, hembuskan. Atau, hisap, telan dan hembuskan?

Keduanya. Hahaha.

Oke. Saya merokok karena pilihan saya sendiri yang jelas. Ada waktu saya menolak tawaran rokok, ada waktu saya mencari rokok.

Jadi apaaaa yang mau saya sampaikaaan? Apaaaa?

Memilih. Lakukan semuanya karena pilihan yang disadari.
Sent from Maroon
Powered by The Nerves

Senin, 15 Agustus 2011

1st time.

Tahun ini gue banyak mengalami pengalaman 'pertama kali'.

Salah satunya hari ini, pergi ke UGD dan di'infus (gue ga pernah sama sekali dirawat). Dan , penyebabnya pun konyol. Keracunan.

Keracunan sayur bayam. Go ahead, rolled your eyes.

Oh, ternyata gini rasanya diinfus.
Ga enak. *ye kaliiiiiii

Apakah aku akan pertama kali merasakan menjadi istri tahun ini? Hihihi.
Jangan tahun ini ah, kecepetan. *gegayaan

(mein crib)
Sent from Maroon
Powered by The Nerves

Kamis, 11 Agustus 2011

Good morning, ex

Seharusnya hari itu aku membiarkanmu sendiri,

Seharusnya pagi itu, aku menggenggam tanganmu lebih lama

Seharusnya, aku tidak perlu berucap cinta di mata

Seharusnya aku menolakmu meminta tatap kedua

Seharusnya aku memeluk. Seharusnya aku meninggalkan.
Seharusnya aku,kamu tak perlu ada
Seharusnya aku kamu,di detik ini, masih bersama.

*inspired by how many people regretting an event on the past..
Sent from Maroon
Powered by The Nerves

Rabu, 10 Agustus 2011

"here" to "there" Ost.

+              : What are you doing?

-               : Nothing, I'm trying to picking up some soundtracks for my suicide.

+              : Got any?

-              : Yup. I got some list here, wanna hear?

+              : Ok…What are they?

-              :  Here's the list :

 

  1. Suede – Let's stay together; this is in case you wanna do it with me. But, I bet not. I don't want you anyway.
  2. Nine Inch Nails – Something I can never have, good tunes.
  3. My favorite, The Doors – Yes, this river knows – Uum, but. I guess I wouldn't do this in river. I hate cold.
  4. The Cure – Numb….no comments. Just hear it, instantly u wanna die.
  5. Sarah McLachan – Gloomy Sunday, but I don't think I wanna use it, she's too angelic
  6. Morrissey, Lifeguard Sleeping, Girl Drowning, I like the lyric, cynical and funny.
  7. Pink Floyd- The Final Cut

 

+              : So?

-               : So..Just wait and see..

+              : Ok, just make sure, no hesitate this time. It's your moments.

-               : No prob.

+              : Eh. What about the preparation? Your fam?

-                : All I need is very serious feeling of ignorance, and after that, I don't think I will have problem with committing suicide. And, yeah.  I already got the feelings.

Please noted that I already make some arrangements of my belongings. So they won't be that miserable because I still remember them in my last breath.

+              : Sounds so good. So see you in….the journey from 'Here" to "There"


 
***repost from the old blog.

Senin, 08 Agustus 2011

Dream.Mared.Madre.M-read.

Aku bukannya takut bermimpi, yang aku gusarkan adalah sesudahnya.
Aku harus bangun.
 
Jika itu mimpi buruk, perasaan takut akan menguntit berhari-hari. Menimbulkan ilusi-ilusi yang membuatku takut untuk tidur.
Dalam mimpi kamu helpless. Tak berdaya. Mengikuti plot dari otak. Bangun-bangun bersimbah peluh dan terengah.
 
Pun itu mimpi yang bagus.  Saat bangun kamu akan tersenyum. Dan berharap. Tapi mimpi bukan kenyataan. Kadang mimpi itu represi, apa yang kau harapkan di hidup yang sebenarnya. Yang kau harapkan tak terjadi? Kau mau hidup di mimpi?
 
Well, yeah. Sekali lagi, aku tak takut bermimpi tapi yang aku gusarkan sesudahnya.  Kepala kadang terlalu memaksa menangkap makna.

Dia.

Aku menemukannya berdiri di pojok pintu belakang, suatu senja saat aku tergesa menutup semua pintu dan jendela.
Menatapku jenaka dengan mata bulat membesar memeluk boneka.
'Astaga!' Pekikku tertahan.
Sumpah aku kaget.
Seharusnya aku sendirian di rumah kontrakan ini. Wijaya, temanku berbagi kontrakan sedang pergi ke luar kota.

Wijaya terbiasa membuka pintu dan jendela, supaya tidak pengap katanya. Seperti senja ini. Aku mendapati rumah dengan jendela dan pintu terbuka lebar.
Aku cuma sempat berpapasan sebentar dengan Wijaya, dia cuma menungguku pulang dan segera berangkat. 'Sudah ditunggu ojek dari tadi', ujarnya saat aku mengucap salam memasuki rumah. Mukanya antara lega, kesal dan kasihan harus meninggalkanku sendirian di rumah.

Sekarang aku berdiri di ambang rumah, korden-korden gemulai tertiup angin sore.

Aku tidak suka.

Aku lebih suka semuanya tertutup. Aku nyaman dengan situasi yang aku bisa kontrol, aku tidak mau memendam takut jika ada orang atau binatang yang masuk saat aku terlelap.

Dan sekarang.
'Kejadian kan? Sialan kau, Jaya' rutukku.

Di pintu terakhir yang harusnya kututup, kutemukan mahluk eh bocah perempuan ini.

Pelan-pelan kudekati mahluk so Dora alike ini. Poninya bergoyang-goyang pelan.

'Kamu siapa?'
Dia diam, masih dengan sungging senyum dan bola mata jernih membesar.

'Sudah sore, kamu pulang ya? Nanti dicari Mama kamu'

dijawab desau angin.
Dia menatapku tajam, langsung menghujam.

Anjing!kenapa aku jadi takut. Tenang La. Its just a kid. A little kid.

Aku merengkuhnya. Sedikit menarik lengannya. Dingin.

Damn. Ini manusia bukan sih? Rasa takut mulai meraja. Sia-sia mengendalikannya. Berusaha menyusun plot bagaimana ini bocah bisa berada di dapur saja aku ga sanggup.

Ok. Breath. Bisa jadi, anak ini bermain petak umpet dengan teman-temannya. Lalu, dia mendapati pintu belakang rumah terbuka, jadi dia memutuskan untuk bersembunyi disitu.
Sambil menggandeng anak ini berjalan keluar, otakku menyusun skenario tapi sialnya otakku juga bermain logika, mengeluarkan pertanyaan kenapa.

'Kenapa dia diam saja, tak bersuara sedikitpun? Bahkan saat aku mencengkram bahunya seperti ini'

Pintu belakang seperti berjarak ribuan cahaya.

Aku ingin sekali meninggalkan anak ini dan berlari ke kamar. Biar saja dia diam disitu. Apa peduliku.
Jika ada orang yang mencari, aku tinggal memberitahunya.

Tapi bukan begitu caranya. Moralku menang.

Aku tidak berani menatap ke bawah. Dia berjalan sambil memperhatikanku. Tak henti. Tanpa jeda. Aku sesekali melirik dari ekor mata. Sial. Tidak adakah yang mengajarinya kalau tidak sopan menatap orang terus menerus, kalau berjalan lihatlah ke depan, supaya tidak jatuh terantuk batu.

Fiuh, pintu belakang. Bergegas aku menghentakan pintu. Mendorong pundak si Dora untuk berjalan di depan. Dia memang berjalan, tapi terus mengunci pandangan ke mataku.

Aku mengangkat alis tinggi-tinggi. Memasang muka galak. Aku tahu aku gagal. Muka takut yang terbaca. Aku terintimidasi anak setinggi separuh paha.

Dia berhenti tepat di depan pintu.

Senja sudah habis dimakan malam.
Semesta menghitam.

Ibu-ibu tetangga menatapku penuh selidik. Si ibu juga sedang menggendong anaknya seumuran di creepy.


Aku tersenyum lemah,bertanya, berlutut disamping anak ini.

'Ibu, tahu ini anak siapa? Tau-tau ada di dalam rumah. Saya khawatir orangtuanya mencari. Saya tanya tidak menjawab'

Ibu itu menggeleng perlahan. Mengeluarkan gumaman.

Aku tidak bisa mendengarnya. For god sake. Kemana suara orang-orang ini.

'apa Bu? Saya tidak dengar'

'Bawa ke pak RT saja', ujarnya perlahan.

Aku menghela nafas kesal. Tidak bisakah aku meninggalkannya di pintu?

Aku tau rumah pak RT, tak jauh dari sini.

Aku tidak suka harus berjalan menembus malam untuk tanggung jawab yang tak pernah kuminta.

Saat aku mau berdiri, aku baru sadar, bocah ini berdiri dekat sekali di sisi kananku.

Tiba-tiba dia mengalungkan tangannya ke leherku.

Aku terkesiap. Telat bereaksi.
Tangannya ketat memeluk leher.

Detik berikutnya yang ku tau.
Rasa sakit di dada kanan. Dia menghisap putingku paksa.
Atau memakannya. Entah.
Aku berteriak sejadinya. Mencakar udara bahkan juga mukanya.

Mukanya menghitam. Pandangannya setan.

Semua gelap.
Sent from Maroon
Powered by The Nerves

Sabtu, 06 Agustus 2011

Vietnam Trip (25-30 July 2011) - Part 1

Sebenarnya belum mood buat ngeblog perjalanan Kere Hore kami kemarin. Tapi aku berusahaaaa...hihi
 
Pelaku :
The Kere Hore are : Me, Nova, Yenni, Andrea dan 1 bule nyasar, Daniel sepupu gue.
 
Date:
25-30 July 2011
 
Venue:
Vietnam
 --
Back to 2010, Agustus
 
Pagi-pagi si Kakak (Yenni) kirim instant YM menginformasikan kalau AirAsia lagi ada promo tiket murah ke Vietnam. Kita bertiga (gue , Nova, Yenni) dasarnya suka kabur-kaburan, baik dipersiapkan ataupun dadakan, so atas dasar impulsi, dan karena ada tawaran tiket murah  pp cuma 500rb/orang, terbelilah tiket itu. Buat 4 orang. 1 Additional player. Yenni's better half. Jiee. hihihi
 
Oh iya, tiket itu kami beli dengan jadwal terbang, berangkat 25 July , pulang 29 July. Wait.Kami beli di Agustus, kok bisa berangkat July? Karena itu tiket untuk satu tahun ke depan.2011. Hahaha.
Yang penting punya rencana dulu, masalah gimana entarnya, que sera sera. =)
 
Kenapa Vietnam? Karena tiketnya murah dan kedua kita belum pernah hihi, ada alasan personal gue sih : this will be my 1st time going abroad dan ditemani orang-orang terbaik di hidup gue. So, kemanapun sebenarnya ga matters, I know it will be a memorable journey.
 
----
agustus - september: ga ada pembahasan, masih lama. reminder: gue belum punya passport.
----
Oktober 2010
Sepupu gue, si galah dari benua tetangga datang, gue cerita soal rencana ber'kere hore.
Karena seumur-umur satu-satunya negara yang pernah dia kunjungi cuma negara emaknya yaitu Endonesa, dia tertarik banget untuk memperluas cakrawala..hayah... Jadi gue kasih tau jadwal kita dan suruh dia booking sendiri.
 
--
 November 2010
**OOT : aku ulang tahun, salah satu wish list terkabulkan! dapat oven!!!!! oh yay. Kalian berdua, Ibu Peri yang baik hatiiii. Gracias muchoo.
Nova pindah kerja, kita antara ikut senang sama khawatir, berarti kan nanti July 2011, Nova belum bisa ambil cuti. Terus Vietnam. kumahaa? tapi Nova menenangkan, we'll see katanya.
 
---
Desember 2010
**Had a great xmas holiday. Dibanding tahun sebelumnya dan sebelumnya dan sebelumnya lagi..hihihi
noted: gue masih belum punya passport
---
January 2010
Mulai agak tergugah buat ngebahas. Tapi masih sebatas browsing sendiri-sendiri.
 
**teteup belum punya passport. =p
-- 
Feb 2011
Valetine's Day? And so what?
Kita akhirnya ketemu, sedikit ngebahas. Sedikit dalam arti literal. sedikiiiiiiiiiit sekali.
*iye, gue masih belum punya passport
 
--
Mar 2011
Daniel konfirmed kalau dia bakalan sendiri, temennya mau ke North Korea.
Dan dia udah beli tiketnya. Tau ga harganya berapa? 2jt saja pp. Padahal kita 2jt be 4! hihihi
Harusnya kita bisa pergi ber'8 ituuuh. Ah tapi biarin, mata uangnya dia lagi berjaya inih.
Ada perubahan jadwal pulang kita, mundur sehari. Dari yang seharusnya 29 July 2011 jadi 30 July 2011
(alert : perubahan budget!).
*akubelumpunyapassport
 
--
April 2011
ADAM LEVINE in TOWN! vietnam apaaa? hehe
*passport? huh? emang nonton konser perlu passport?
 
--
May 2011
Mulai ditoyor-toyor disuruh bikin passport. Tapi ga ada KK. Kartu Keluarganya lagi di perbaiki di kelurahan.
Terdistraksi JRL juga. Cranberries cooong.
*passport?  masih 2 bulan. =p.
--
June 2011
Okay. kayanya gue emang musti niat bikin passportnya. Tapi KK gimana?
Kita udah punya setidaknya 1 Plan. snorkeling di pulau Bira. Again. 2 Ibu peri baik hati ini sekses mengojok-ngojok saya dan bayarin saya separo (biarin gue ulang-ulang terus, belum lewat setahun kan?)
Vietnam?
Nova masih bingung nyari alibi buat seminggu kabur , eh tandemannya resign, Nova jadi lonesome warrior di divisinya. Parno dia. Gimana mau cutiii? Gimanaa
 
Gue? Tiba-tiba teman se-team gue juga resign, awut2an udah itu rencana. Gue belum ngajuin cuti.
Tuhaan, kenapa saya procrastinator? kenapaaa. Passport belum kebayang juga.
MARI CARI CALO! hihihi
 
Well, kami seengganya udah punya 2 fixed schedule mau kemana dan ngapain di Vietnam.
Max budget : 300 USD / person / 5 days, udah semuanya.
 
--
July 2011 - THE MONTH!
Check list :
- Tiket JRL udah kebeli (hloh!)
- Passport , sedang dalam proses. Iya pake calo, 650k. 5 Days. Sekali datang. Oh yeah. Tanggal 11 July Passport di tangan.
 
- Daniel datang tanggal 20 July 2011, karena dia mau ikutan JRL 23 July 2011
Mba Lorent berulang kali bikin parno, katanya si Daniel belum punya tiket ke Vietnam.  Gue bulan May udah bilang ke Mba Lorent kalo Daniel udah konfirm ed kalo semuanya clear.
Eh dia bikin parno (lagi) pas tanggal 20 July abis jemput Danny di Bandara. Dia  BBM gue, "Lisa, nah lo, si Daniel kok ditanya belum punya tiket?" Gilakkkk. Rasanya kaya jantung gue coplok. Lemes banget. Gue kan pede banget semua udah fixed.
Anak orang iniiiih, udah nyebrang benua demi ikutan gue ngelayap, tapi malah belum punya tiket??
Sampai gue buka archieve conversation email & gtalk gue sama si Galah, disitu dia konfirm kok kalo udah punya tiket dan ngurus visa malah.
 
Gue cuma bisa ngebales BBM "tiket apaaaa Mbaak?"
Ga lama dia bales, "oh salah persepsi, ternyata yang belum  Daniel pegang, tiket konser kalian"
Gue, "Astagaaaaa . Mba Loreeent. tegaaaa. aku udah lemes banget tauuu"
Kakak gue, "Hehehe. Iya sorry"
Fiuh
 
H-4, udah pada sibuk packing (exclude gue. I am  a trully procrastinator, what do you expect hehe. No, I am not proud of it, tho ), karena ga dapat pinjeman carrier yang layak, gue memutuskan untuk beli saja. Kamis, 21 July 2011
 
H-2
Daniel gue ajak kenalan dengan 3 peserta Kere Hore lainnya. Dia merasa tenang, karena semua bisa bahasa inggris. hihi.
Tapi situ ga bisa bahasa Indonesia kan? jadi teteup bisa kita bully. hihihi.
 
 JRL time. Ihiiiir. Senang.
Tapi sedih juga karena salah satu fav singer gue Amy Winehouse ditemukan meninggal. RIP, Amy. ='(
 
 
H-1
All Packed.
Gue dapat tugas buat chek in flight kita via Web.
Boarding Pass udah di print out. Check list kecontreng semua.
We're ready.
 
D-Day. 25 July 2011.
Ngumpul di rumah eike.
 
....to be continued.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Rabu, 03 Agustus 2011

I don't give a fuck about it.
I never pay too much attention on people's secret.
know your limit , please
--